Tips Menulis Cara Pemalas
Saya menemukan ‘menulis’ sebagai hobi baru atas efek berantai dari hobi ‘handwriting’. Lebih lengkap tentang hobi handwriting akan saya jelaskan pada artikel yang lain. Dalam artikel ini saya akan fokus pada tips menulis artikel yang saya anggap cocok untuk saya atau orang-orang yang setipe dengan saya, yaitu pemalas. Berikut ini adalah tahapan yang saya sarankan untuk dicoba:
1. Foods and Beverages
Baik untuk tujuan menulis ataupun tidak, konsumsi nutrisi yang baik merupakan hal esensial bagi tubuh, otak, dan mental sebagai ‘bahan bakar’ kita untuk beraktifitas. Para ahli gizi tentu akan menyarankan komposisi 4 sehat 5 sempurna yang sudah lumrah kita dengar, dan tentunya penulis juga akan menyarankan hal serupa. Sebagai contoh, penulis selalu upayakan shopping cemilan dan minuman terlebih dahulu, membuat teh atau kopi atau makanan apapun yang dapat menemani kita dalam masa olah pikiran yang panjang. Tahap pertama ini mungkin terdengar sepele, tapi nanti pembaca akan sadar betapa substansialnya tahapan pertama ini.
2. Relax
Setiap orang punya preferensi masing-masing atas apa yang mereka anggap sebagai posisi rileks maksimal. Yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah pilihan lokasi, posisi tubuh, lingkungan yang tenang, pencahayaan yang cukup, dan faktor penentu lainnya yang dapat anda kendalikan untuk mengukur/mengira “saya sudah rileks atau belum?”. Rileks bukan berarti kita mencari tempat yang nyaman untuk tidur,melainkan tempat yang paling membebaskan kita untuk berfikir panjang tanpa halangan berarti. Intermezo: Beberapa kali penulis sendiri tidak sadar hingga tertidur juga di tempat menulis. Dan justru saat tersadar sudah mendapat inspirasi yang baru. Penulis dapat menyarankan pembaca tempat-tempat rileks seperti cafe, pustaka, taman publik, pelataran mesjid, hingga yang paling sederhana seperti kasur dan lantai rumah.
3. Melamun
Ini adalah tahapan yang paling krusial yang akan menentukan arah tulisan Anda kedepannya. Penulis menyarankan pembaca untuk melamun sambil memegang pensil dihadapan sebuah notebook atau selembar kertas, dan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
— apa yang menurutku menarik untuk ditulis?
— sudah sepaham apa aku terhadap apa yang ingin kutulis?
— dimana aku bisa mencari pengetahuan tambahan tentang hal yang ingin kutulis?
— siapa saja yang sudah menulis tentang hal yang sama dengan minatku tadi?
— apa saja yang sudah mereka tulis, dan seberapa berbeda pemikiranku dengan mereka?
— kalau tulisannya sudah selesai nanti, akan ditawarkan ke pembaca yang seperti apa?
— ingin sepanjang apa tulisanku ini nanti?
— apakah ada target atau sesukanya saja?
4. Coretan
Ide tulisan yang bagus tidak dapat keluar dengan sendirinya tanpa perancangan konsep yang rapi dan bagus. Setelah membaca banyak materi dan dikombinasikan dengan pemahaman sendiri, Anda pasti telah memiliki banyak bahan ide untuk ditulis. Penulis menyarankan pembaca untuk membuat sebuah daftar ide dalam secari kertas. Daftar ini tidak harus berbentuk linear, boleh berposisi acak pada halaman tersebut. Anda bebas untuk mencantumkan hal yang paling relevan (di area tengah) sampai yang kurang relevan (di area pinggir) dalam minat topik Anda. Ketika halaman kertas itu sudah lumayan penuh dengan konsep atau ide pokok maka saatnya Anda untuk mencoret/mengeliminir hal yang tidak ingin Anda libatkan dalam penulisan kedepan.
6. Struktur
Setelah menulis dan mencoret, sekarang waktunya untuk menyusun ide-ide tersebut dalam sebuah struktur hierarkis. Untuk itu Anda mungkin membutuhkan halaman kertas baru untuk digunakan. Struktur yang hierarkis berarti daftar konsep Anda berubah dari yang tidak terpola menjadi wujud yang mirip seperti pohon. Andalah sebagai pencetus ide yang mampu untuk memberikan posisi apa bagi setiap konsep tersebut. Selayaknya pohon yang dari permukaan tanah berawal dari batang, membelah ke cabang, membelah ke ranting, hingga setiap ranting memiliki beberapa daun. Kita perlu mencuri ilmu dari alam untuk menyusun tulisan dengan baik. Anda dapat memilih untuk menyusun hierarki tersebut sedangkal atau sedalam apapu yang Anda inginkan atau tulisan tersebut butuhkan. Bahkan pada tahap menyusun struktur ini Anda mungkin teringat pada ide yang belum sempat tercantum pada peta pikiran sebelumnya atau justru tegugah untuk memperdalam percabangan yang dianggap masin terlalu dangkal. Struktur yang Anda susun ini akan sangat menentukan seberapa panjang tulisan Anda kedepannya. Struktur itupun juga bukan benda kaku yang harus Anda pertahankan selamanya apapun yang terjadi, tapi juga dapat ditambah, diubah, dikurangi seiring berjalannya penulisan kedepan. Setidaknya Anda sekarang sudah punya perencanaan yang bagus, dan ibarat kata orang bijak “Dengan perencanaan yang baik maka seolah setengah pekerjaan telah selesai”.
7. Writing
Adanya struktur dapat mempermudah Anda untuk mempartisi beban kerja penulisan, bahkan Anda dapat melanjutkan proses menulisnya secara tidak linear, dalam artian tidak semua sub-bab di dalam sebuah bab dikerjakan sekaligus dan berurutan. Menurut pengalaman pribadi penulis, kalimat perrtama hampir selalu adalah yang paling sulit untuk ditulis, bukan karena kita kehabisan ide atau tidak tahu apa yang akan ditulis, tapi justru kebingungan dengan pilihan kalimat mana yang akan paling representatif sebagai pembuka. Pada umumnya buku teks akan mengawali paragrafnya dengan definisi dengan tujuan agar pembacanya memahami apa yang akan dibahas, baru dilanjutkan dengan deskripsi definisi tersebut, lalu disertai dengan contoh. Oleh tersebut tergolong pola yang bagus bila tujuan tulisannya adalah untuk institusi formal seperti pendidikan atau industrial. Sedangkan pada buku populer biasanya tulisan paragraf diawali dengan cerita pembuka yang gaya penulisannya naratif sehingga terkesan lebih santai dan formal. Dalam ilmu bahasa keduanya sering diistilahkan sebagai induktif dan deduktif. Penulis disini tentunya tidak mengunggulkan salah satu gaya penulisan karena tujuan keduanya berbeda. Pembaca bebas untuk mmilih gaya penulisan mana yang akan mendominasi konten artikel/buku-nya. Disini penulis menggunakan kata ‘dominasi’ karena boleh saja Anda menggunakan kedua pendekatan penulisan tersebut secara kombinatif tergantung tujuan setiap paragraf.
8. Editing
Sebaik apapun tulisan Anda pada draft awal tidak dapat memastikannya bebas dari berbagai kesalahan penulisan, konten yang kurang, atau salah penempatan materi. Tentu ini bukanlah kesalahan yang fatal melainkan tantangan konstruktif untuk membuat tulisan sekaligus penulisnya menjadi lebih baik. Apa saja yang harus dilakukan dalam tahapan editing ini pertama adalah:
1. membaca ulang seluruh tubuh tulisan, perhatikan apakah ada yang janggal
2. segera ubah hal yang perlu dikoreksi atau tandai agar nanti dapat kembali dikoreksi
3. simpan tulisan dengan nama file yang disertai tanggal perubahan, agar draft yang sebelumnya tidak perlu ditimpa dan dapat ditinjau kembali seandainya tulisan sebelumnya lebih baik dari perubahan yang kemudian
9. Reviewing
Ketika tulisan Anda telah rampung dan dapat dianggap telah memenuhi ekspektasi maka Anda dapat meminta partner atau rekan penulis Anda untuk memberikan ulasan atas tulisan tersebut. Bila dari mereka didapati respon negatif maka hal tersebut dapat Anda jadikan bahan koreksi untuk menyempurnakan tulisan Anda. Dan bila responnya positif maka dapat Anda jadikan sebagai bahan testimoni untuk mempromosikan tulisan tersebut bila pihak yang mengulas mengizinkannya.
10. Publishing
Bila semua tahapan telah dilewati maka Anda telah sukses dalam menulis artikel dan siap untuk dipublikasi. Bila hasil draft finalnya cukup panjang dan memenuhi kriteria buku minimal maka Anda dapat mengajukan draft tersebut ke percetakan hingga nanti terbit dalam bentuk buku fisik ataupun digital yang disertai ISBN. Namun bila akhirnya draft tersebut cukup pendek atau memang tidak diniatkan untuk dijadikan buku maka tulisan tersebut dapat dijadikan artikel untuk dipublikasikan melalui media online seperti Blogger, Wordpress, atau Medium.
What’s Next?
Buku atau artikel yang Anda publikasi mungkin tidak akan langsung booming selayaknya karya J.K. Rowling, tapi setidaknya Anda sudah berhasil meninggalkan jejak intelektual yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun saat ini hingga di dimasa yang akan datang. Cintailah menulis, apapun itu.